Minggu, 14 Agustus 2011

Penguasa dan Tersangka

Suatu ketika, kepada Mu'awiyah –penguasa dan pendiri Dinasti Umawiyah- dihadapkan seorang tersangka sebagai penjahat dan pembunuh. Mu'awiyah berkata, "Alhamdulillah atas nikmat-Nya sehingga Engkau dapat tertangkap".

"Janganlah berkata demikian, karena ini adalah musibah," jawab tersangka.
"Tidak! Bukankah satu nikmat bila pemerintah dapat menangkap dan menjatuhi hukuman bagi yang mengganggu keamanan dan membunuh teman-temanku?"

Muawiyah kemudian memerintakahkan menjatuhi hukuman kepada tersangka. Si tersangka menengadah kelangit sambil berdoa dan mengadu kepada Allah, "Ya Allah, kupersaksikan Engkau, bahwa Mu'awiyah menjatuhkan atas diriku, bukan karena Engkau tetapi demi teman-temannya yang terbunuh dan untuk meraih keuntungan duniawi. Aku pun bersaksi bahwa Engkau, wahai Tuhan, tidak rela dengan hukuman ini. Ya Allah, jika dia berkeras menjatuhkan hukuman kepadaku, maka perlakukanlah dia sebagaimana layaknya dia diperlakukan, dan jika dia membatalkan keputusannya maka perlakukanlah dia sebagaimana layaknya Engkau memperlakukan hamba-hamba-Mu. Engkau, Ya Allah, adalah Maha Pengampun lagi Maha Adil dan Bijaksana."

Mendengar doa itu Mu'awiyah berkata, "Sungguh Engkau telah memaki dan makianmu mencapai puncaknya. Engkau telah berdoa dan doamu sungguh menakjubkan".

Lalu penguasa itu meninjau keputusannya dan akhirnya membatalkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar